DAUN BERJATUHAN
Senin, 27 Desember 2010
Jumat, 24 Desember 2010
DISIPILIN MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN
Penegakan disiplin siswa diharapkan dapat menjadi ciri dari SMA Negeri 1 Payangan, karena disiplin merupakan langkah awal untuk meraih keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pelatihan di sekolah. Siswa yang disiplin menjadi dambaan guru dan orang tua. Tetapi penegakan disiplin sangat sulit dan sering diapersepsikan sebagi hal yang kurang menyenangkan karena belum menjadi sebuah pembiasaan. Sama seperti halnya bagun pagi, kalau kita tidak terbiasa bangun pagi maka kita akan merasa terpaksa untuk melakukannya. Bangun pagi kita harus latih, dilakukan dulu secara sekali dua kali secara terus menerus maka akan menjadi pembiasaan. Kalau sudah biasa kita akan merasa tidak enak kalau tidak bangun pagi. Demikian pula halnya dengan latihan disiplin, disiplin harus dilatih dari diri sendiri, motivasi untuk disiplin hendaknya bukan berasal dari orang lain tetapi berasal dari diri sendiri. Latihan disiplin siswa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa. Siswa yang berasal dari keluarga disiplin cendrung akan berperilaku disiplin. Siswa yang disiplin artinya sangat menghargai sebuah kesempatan artinya kesempatan yang didapatkan hanya sekali sehingga tidak perlu disia-siakan. Siswa yang disiplin akan merasa manfaatnya setelah dia bekerja dan terjun kemasyarakat, karena siswa yang disiplin mempunyai kelebihan daripada orang lain.
Sabtu, 18 Desember 2010
Karakteristik Pembelajaran Kimia
KAREKTERISTIK BELAJAR KIMIA
Oleh:
I Wayan Sutika,S.Pd
(Guru Kimia SMA N 1 Payangan)
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai belajar. Menurut Hilgard seperti yang dikutip oleh Wina Sanjaya (2005:89) belajar adalah perubahan melalui kegiatan baik latihan di laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
Menurut S.Nasution MA (1982:62) belajar adalah sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan melainkan juga membentuk kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri, dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar.
Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, daya pikir dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses belajar.
Di dalam permen Diknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakan tujuan dari mata pelajaran kimia adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Salah satu tujuan penting mata pelajaran kimia di SMA adalah agar peserta didik memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Untuk dapat belajar dengan baik maka siswa perlu juga memahami hakekat belajar, ciri-ciri dari mata pelajaran, dan obyek yang dipelajari. Obyek dari pelajaran kimia adalah fakta, prinsip, konsep dan hukum dan teori kimia serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fakta atau gejala-gejala alam yang dapat kita amati dengan panca indera. Belajar kimia bersifat kontektual atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Suatu anggapan yang keliru jika pelajaran kimia dianggap suatu pelajaran yang sulit bahkan menakutkan. Belajar kimia adalah pengetahuan yang berjenjang seperti kita berjalan tidak bisa lompat-lompat, kita harus mengikuti alur yang harus dilalui. Setiap kompetensi yang dipelajari harus dimengerti/dipahami dengan baik, jika tidak akan terjadi akumulasi ketidakmengertian yang menyebabkan bingungnisasi.
Pada umumnya siswa belajar kimia terjebak pada rumus-rumus kimia dan tidak mengerti tentang hakekat dari rumus kimia. Rumus kimia merupakan gambaran dari kenyataan dari zat-zat kimia yang ada di alam, digambarkan dalam bentuk rumus kimia agar kita dapat mempelajari dengan baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kimia adalah perbedaan antara fakta, konsep, prinsip dan hukum. Misalnya jika kita mereaksikan suatu zat maka gejala yang diamati seperti perubahan warna, terjadinya gas, terbentuknya endapan merupakan sebuah fakta. Zat kimia dapat bereaksi kerena terjadinya pemutusan dan pembentukan ikatan kimia antara atom-atom merupakan sebuah konsep, sedangkan prinsip reaksi kimia digambarkan dalam persamaan reaksi.
Bagaimana cara kita agar dapat memahami konsep kimia dengan baik, kita harus pahami bahwa dalam pelajaran kimia tidak ada rumus, tetapi pemahaman konsep. Misalnya: konsep mol didasarkan pada pengertian hubungan mol dengan jumlah partikel, massa molar dan volume molar.
Contoh :
1 mol zat = 6,02.1023 partikel
1 mo Fe = 6,02 . 1023 partikel
2 mol Fe = 2 x 6,02 .1023 = 12,04 . 1023 = 1,204 . 1024 partikel
0,5 mol Fe = 0,5 x 6,02 . 1023 = 3,01 . 1023 partikel
1 mol Fe = massa molar Fe = Ar Fe = 56 gram
2 mol Fe = 2 x 56 gram = 112 gram
0,5 mol Fe = 0,5 x 56 gram = 28 gram
Jika dikonversikan massa zat ke jumlah partikel maka kedua jenis pernyataan diatas dapat dihubungkan.
28 gram = 3,01 . 1023 partikel
112 gram = 1,204 . 1024 partikel
56 gram = 6,02 . 1023 partikel
Penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia, perhitungan kimia menyangkut massa zat yang terlibat dalam reaksi kimia, volume zat dan jumlah partikel semua variabel tersebut berkaitan dengan konsep mol.
Contoh :
Sebanyak 12 gram logam magnesium (Ar= 24) direaksikan dengan asam klorida secukupnya menurut persamaan reaksi : Mg(s) + 2HCl(aq) à MgCl2(aq) + H2(g) hitunglah massa MgCl2 yang dihasilkan dan volume H2 yang dihasilkan pada keadaan STP.
Langkah-langkah penyelesaian:
1. menentukan jumlah mol zat yang bereaksi
2. menenukan jumlah mol zat yang terlibat (pereaksi/hasil reaksi) berdasarkan perbandingan koefisien.
3. menentukan massa zat, volume zat berdasarkan konversi jumlah mol ke jumlah partikel.
Penyelesaian :
1 mol Mg = 24 gram (massa molar)
12 gram Mg = 12/24 = 0,5 mol
Persamaan reaksi : Mg(s) + 2HCl(aq) à MgCl2(aq) + H2(g)
Perbandingan Koefisien : 1 : 2 : 1 : 1
Jumlah mol zat 0,5 1mol 0,5 mol 0,5 mol
Massa 1 mol MgCl2 = 95 gram
Maka massa 0,5 mol MgCl2 = 0,5 x 95 gram = 47,5 gram
Volume 1mol H2 (STP) = 22,4 liter
Maka volume 0,5 mol H2 (STP) = 0,5 x 22,4 liter = 11,2 liter
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :
Untuk dapat belajar kimia hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Siswa mengetahui ciri atau karakteristik dari pelajaran kimia.
2. Siswa dapat membedakan antara fakta, konsep, prinsip dan hukum yang berlaku pada ilmu kimia.
3. Siswa mengetahui hubungan antara fakta, konsep dan prinsip yang berlaku pada ilmu kimia.
4. Belajar kimia tidak terjebak pada rumus tetapi mengetahui konsep yang terdapat pada rumus-rumus tersebut.
5. Hilangkan anggapan bahwa ilmu kimia merupakan sesuatu yang menakutkan.
Rabu, 22 September 2010
Langganan:
Postingan (Atom)